Geosite Pulau Sentanau Kabupaten Natuna menawarkan panotama alam nan eksotis bagi para pengunjung. Foto/Rusdi |
NATUNA - Dalam beberapa tahun terakhir, geopark atau taman bumi telah menjadi salah satu instrumen penting dalam upaya pelestarian alam. Geopark, yang didefinisikan sebagai kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi bernilai tinggi, baik dari segi ilmiah, estetika, maupun budaya, memainkan peran strategis dalam menjaga kelestarian alam sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Geopark bukan hanya sekadar tempat wisata, tetapi juga memiliki fungsi edukasi, penelitian, dan konservasi. Dengan melibatkan masyarakat lokal, geopark dapat menjadi sarana penting dalam menyebarkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan. Melalui program-program edukatif, geopark mengajarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga warisan geologi, keanekaragaman hayati, dan budaya lokal.
Selain itu, geopark juga berperan dalam mengurangi ancaman terhadap kerusakan lingkungan. Misalnya, geopark mengatur penggunaan lahan dengan prinsip keberlanjutan, menjaga ekosistem alami, serta mempromosikan pariwisata berkelanjutan. Dengan demikian, keberadaan geopark membantu meminimalkan dampak negatif aktivitas manusia terhadap lingkungan.
Contoh nyata dari kontribusi geopark terhadap pelestarian alam dapat dilihat dari beberapa geopark global di Indonesia, seperti Geopark Gunung Batur di Bali dan Geopark Ciletuh di Jawa Barat. Keduanya berhasil memadukan konservasi alam dengan pembangunan ekonomi lokal, yang pada gilirannya membantu menciptakan ekosistem yang lebih lestari.
Pada akhirnya, geopark tidak hanya berfungsi sebagai kawasan konservasi, tetapi juga sebagai jembatan untuk membangun kesadaran global akan pentingnya hubungan harmonis antara manusia dan alam. Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan masyarakat, geopark dapat menjadi pilar utama dalam upaya menjaga kelestarian alam di masa depan.
Begitu juga dengan Kabupaten Natuna yang merupakan wilayah utara Indonesia yang sudah di tetapkan sebagai Kawasan Geopark Nasional pada tahun 2018 lalu, saat ini pemerintah terus berbenah untuk menjadi Unesco Global Geopark (UGG).
Ketua Harian Geopark Natuna, Basri. Foto/Rusdi |
Ketua Harian Geopark Natuna, Basri mengemukakan Geopark atau taman bumi adalah anugerah yang tidak dimiliki oleh seluruh daerah.
Menurutnya, Geopark Natuna yang terletak di Kepulauan Riau, merupakan salah satu geopark baru yang sedang berkembang di Indonesia.
Terletak di ujung utara wilayah Indonesia, Geopark Natuna dikenal dengan keindahan lanskap geologisnya yang luar biasa, serta potensi besar dalam pelestarian alam dan pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Geopark Natuna memiliki warisan geologi yang sangat unik. Salah satu daya tarik utamanya adalah formasi batuan granit raksasa yang terbentuk lebih dari 100 juta tahun lalu, yang tersebar di sepanjang pesisir pantai dan laut Natuna.
"Batuan-batuan ini tidak hanya menampilkan pemandangan spektakuler, tetapi juga memiliki nilai ilmiah yang tinggi karena menunjukkan sejarah geologi yang panjang dan kompleks," terang Basri di ruang kerjanya pada Kamis (26/09/2024).
Lebih lanjut, Basri memaparkan selain keindahan geologinya, Geopark Natuna juga kaya akan keanekaragaman hayati. Kepulauan Natuna menjadi rumah bagi berbagai flora dan fauna endemik, termasuk spesies laut yang dilindungi. Terumbu karang yang masih terjaga dengan baik dan berbagai jenis ikan serta biota laut lainnya menjadikan Natuna sebagai salah satu surga bagi para peneliti dan pecinta alam.
Untuk itu Basri menerangkan, sebagai bagian dari jaringan geopark, Geopark Natuna memiliki peran penting dalam pelestarian alam. Salah satu fokus utama dari geopark ini adalah menjaga keaslian lingkungan alam di kawasan tersebut. Berbagai langkah konservasi dilakukan untuk melindungi warisan geologis, keanekaragaman hayati, serta ekosistem laut yang rentan terhadap kerusakan akibat aktivitas manusia.
Geopark Natuna juga mendorong pengembangan pariwisata berbasis alam yang berkelanjutan. Dengan melibatkan masyarakat lokal, geopark ini menciptakan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mempromosikan praktik-praktik pariwisata yang tidak merusak alam. Misalnya, pengelolaan pariwisata dilakukan dengan prinsip menjaga keberlanjutan lingkungan dan meminimalisir dampak negatif terhadap ekosistem sekitar.
Namun demikian meskipun memiliki potensi besar, Basri menyebutkan Geopark Natuna juga dihadapkan pada beberapa tantangan. Isolasi geografis dan aksesibilitas yang terbatas membuat promosi kawasan ini memerlukan usaha lebih besar. Selain itu, upaya pelestarian harus dilakukan secara konsisten untuk mengatasi ancaman seperti perusakan habitat, pencemaran laut, dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali.
Namun, peluang untuk menjadikan Geopark Natuna sebagai destinasi wisata unggulan yang mendukung konservasi sangat besar. Dengan pengelolaan yang baik, kawasan ini dapat menjadi contoh bagaimana upaya pelestarian alam dapat berjalan seiring dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal melalui pariwisata.
Dengan demikian Basri menyimpulkan, Geopark Natuna adalah permata alam yang memadukan keindahan geologis, keanekaragaman hayati, dan upaya konservasi yang penting bagi masa depan lingkungan di Indonesia.
Geosite Senubing. Foto/Rusdi |
Melalui pengelolaan yang tepat, geopark ini dapat menjadi contoh model pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya melestarikan alam, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Saat ini ada delapan situs gosite Geopark Nasional di Natuna yakni, Pulau Akar, Batu Kasah, Gunung Ranai, Pantai Gua dan Bamak, Pulau Senoa, Pulau Setanau, Senubing dan Tanjung Datuk.(rus)
Editor: taher