BINTAN - Pemkab Bintan dinilai amburadul dan tak profesional dalam mengelola anggaran. Seperti misalnya anggaran tunjangan pegawai yang hingga kini masih belum jelas.
Hal ini diungkapkan oleh Saputra Sukardi Bagian Umum Dinas Komunikasi dan Informasi ( Kominfo) Pemkab Bintan kepada sejumlah awak media pada Selasa ( 29/ 3/ 2022).
"Kami saja pening bang, karena banyak anggaran yang refokusing, jangankan untuk media anggaran tunjangan kami saja sampai saat ini belum cair. Ibarat orang sedang susah, air itu sudah mau sampai hidung, kami pegawai untuk memenuhi hidup kami saja kayak orang tenggelam, " ujarnya.
Pria yang biasa disapa dengan nama panggilan Didit ini, juga mengaku jika ada pesangon Rp 1 miliar berhenti dari pegawai ia akan berhenti dan membuka usaha.
" Aku kalau pesangon Rp 1 miliar berhenti aku jadi pegawai bang. Ngeri kali saat ini, " lanjutnya.
Terkait anggaran publikasi ia menjelaskan bahwa pada tahun 2022 ini, dana anggaran untuk publikasi hanya sekitar Rp 400 juta dari Rp 800 miliar APBD Kabupaten Bintan. Sehingga pihaknya sulit untuk membaginya ke sejumlah media.
" Kalau tak salah saya hanya sekitar Rp 400 juta bang dari sekitar Rp 800 miliar APBD Bintan. Kami jadi bingung bagaimana cara membaginya. Untuk media- media Bintan saja kami sudah kena bantai, " jelasnya.
Didit mengaku berkurangnya anggaran untuk publikasi dan komunikasi di Bintan dikarenakan anggaran direfokusing untuk penanganan Covid-19, sementara APBD minim dikarenakan pemasokan dari sektor pariwisata di Lagoi dan tambang tidak berjalan normal yang juga karena Covid-19.
"Kami saja pening bang, karena banyak anggaran yang refokusing, jangankan untuk media anggaran tunjangan kami saja sampai saat ini belum cair. Ibarat orang sedang susah, air itu sudah mau sampai hidung, kami pegawai untuk memenuhi hidup kami saja kayak orang tenggelam, " ujarnya.
Pria yang biasa disapa dengan nama panggilan Didit ini, juga mengaku jika ada pesangon Rp 1 miliar berhenti dari pegawai ia akan berhenti dan membuka usaha.
" Aku kalau pesangon Rp 1 miliar berhenti aku jadi pegawai bang. Ngeri kali saat ini, " lanjutnya.
Terkait anggaran publikasi ia menjelaskan bahwa pada tahun 2022 ini, dana anggaran untuk publikasi hanya sekitar Rp 400 juta dari Rp 800 miliar APBD Kabupaten Bintan. Sehingga pihaknya sulit untuk membaginya ke sejumlah media.
" Kalau tak salah saya hanya sekitar Rp 400 juta bang dari sekitar Rp 800 miliar APBD Bintan. Kami jadi bingung bagaimana cara membaginya. Untuk media- media Bintan saja kami sudah kena bantai, " jelasnya.
Didit mengaku berkurangnya anggaran untuk publikasi dan komunikasi di Bintan dikarenakan anggaran direfokusing untuk penanganan Covid-19, sementara APBD minim dikarenakan pemasokan dari sektor pariwisata di Lagoi dan tambang tidak berjalan normal yang juga karena Covid-19.