JOGJA - Pertumbuhan kredit bank perkreditan rakyat (BPR) dan BPR syariah di Provinsi Kepulauan Riau mengalami peningkatan year on year (yoy) pada triwulan II 2019.
“Pertumbuhan kredit BPR di Kepri tertinggi di regional 5 Sumbagut yakni 13,91 persen. Sedangkan di Riau 7,34 persen, Aceh 6,60 persen, Sumatra Utara (Sumut) 5,24 persen, dan Sumatra Barat (Sumbar) tumbuh 4,97 persen,” kata Deputi Ditektur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dari sisi angka, kredit BPR di Kepri juga tertinggi, yaitu Rp 5.592 miliar. Sementara Sumbar Rp1.456 miliar, Sumut Rp 1.345 miliar, Riau Rp 994 miliar, dan Aceh Rp 360 miliar.
Walaupun dari sisi jumlah, BPR/BPRS di Kepri berada di tengah-tengah. Jumlah entitas dan kantor cabang terbanyak di Sumbar. Urutan selanjutnya Sumut, Kepri, Riau, dan Aceh.
“Dari sisi NPL (non performing loan), BPR/BPRS Kepri juga tergolong lebih baik dari provinsi lain. Meski masih di atas 5 persen, yaitu 7,95 persen. Sedangkan Sumut 7,34 persen, Sumbar mencapai 12,20 persen, Aceh 12,88 persen, dan Ruay 16,27 persen,” papar mantan Kepala OJK Kepri ini.
Sedangkan untuk NPL perbankan umum di Kepri, menurut Uzer, tertinggi di regional 5. Angkanya yaitu 4,33 persen. Sementara daerah lain masih di bawah 3 persen.
“NPL Kepri tinggi ada korelasi dengan tutupnya industri. Pekerja banyak KPR (kredit kepemilikan rumah), karena industri tutup, pemasukan tidak ada, kredit jadinya macet,” terangnya.