EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

Seruan Pilih Baju Putih Berpotensi Timbulkan Konflik Horizontal


JAKARTA - Jokowi kembali menyampaikan narasi kontroversial dengan menyebut coblos baju putih dan jangan pilih yang pakai jas karena itu baju Eropa.

Jelas ini adalah pembelahan dan pengkotak-kotakan pemilih berdasarkan pakaian mengingatkan pada konflik horizontal yang tajam dan cukup lama terjadi di Thailand.

"Pasca pemilu Thaksin, ada baju kuning versus baju merah. Ide seperti ini pernah terjadi di Indonesia jaman Orba, ketika cuma ada  tiga kontestan pemilu. Baju kuning untuk Golkar, hijau untuk PPP dan merah PDI," kata Politikus Partai Demokrat Abdullah Rasyid ketika menanggapai kampanye Jokowi di Riau, Selasa (26/3) yang menyatakan "baju putih adalah kita".

Lebih jauh dikatakan Calon Legislator DPR RI ini, pembedaan warna pakaian akan memicu konflik horizontal dan lebih terbuka.

"Atau memang inikah sebenarnya yang dituju Jokowi?" tanya Rasyid menilai isi pidato sang Petahana yang tidak memperhatikan aspek kondusifitas pemilu.

Jika pun putih dilambangkan bersih jujur dan berakal sehat, Jokowi menurut Rasyid jauh dari hal-hal yang dimaksud.

"Lagipula siapa juga rakyat yang mau pake jas untuk ke TPS. Memangnya mau kondangan?  Ide itu harus memikirkan kepentingan rakyat. Katanya Kebhinekaan yang artinya adalah keberagaman? Kok mau diseragamkan?" cetus Rasyid.

sumber : rmol