Petani terlihat tengah menumpuk jagung hasil panen di kebun / net |
JAKARTA - Setelah melakukan impor beras, gula, garam secara besar-besaran kini rezim Jokowi kembali bersikukuh mengimpor jagung.
Menurut data Kementerian Pertanian (Kementan) panen jagung seluas 5.000 hektare (ha) di Kabupaten Tuban, Lamongan, Lumajang, Jember, Kediri, Mojokerto, dan Pasuruan.
Menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Ketut Diarmita impor tersebut tetap dilakukan untuk guna menstabilkan harga.
Menurut data Kementan harga jagung pipilan kering di tingkat petani Jawa Timur berkisar antara Rp 5.100-Rp 5.200 per kilogram.
"Kita harapkan impor ini terakhir untuk menjaga stabilitas (harga jagung)," kata Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan usai konferensi pers di kawasan Jakarta Selatan, Senin (12/11/2018).
Ketut menjelaskan panen jagung tersebut belum tentu bisa memenuhi kebutuhan peternak. Oleh sebab itu setelah jagung impor tiba maka akan digelontorkan ke daerah-daerah yang membutuhkan.
Kondisi tersebut makin menegaskan rezim Jokowi tidak berpihak pada petani lokal bahkan cenderung ingin membunuh nasib para petani yang hidupnya makin susah. Padahal di berbagai daerah kini sedang panen raya.
sumber: detikcom