JAKARTA - Aksi unjukrasa ribuan mahasiswa Universitas Islam Riau (UIR) menuai simpati rakyat Indonesia. Menyusul mereka dinilai masih punya kepekaan sosial atas penderitaan masyarakat yang dibohongi oleh rezim Jokowi.
Langkah BEI UIR bertolak belakang dengan mahasiswa di Tangerang Selatan (Tangsel). Mereka justru mendemo rakyat yang protes pada rezim Jokowi dengan membakar spanduk dan poster hastag #2019GantiPresiden.
Tentu saja tindakan mahasiswa Tangsel tersebut cukup memilukan dan dinilai telah mengkhianati cita-cita reformasi para pendahulunya. Dimana gerakan mahasiswa merupakan pressure group yang berperan mengawasi jalannya roda kekuasaan.
"'State of nature' dari gerakan mahasiswa adalah corong suara kritis masyarakat ketika kepentingannya diabaikan oleh kekuasaan. Jadi, isu politik mahasiswa adalah masalah-masalah riil yang dialami oleh masyarakat, bukan isu tarik menarik kekuasaan elite," kata Reza Haryadi Reza, Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI), Selasa (119/2018).
Doktor Ilmu Politik UI ini mengatakan, luputnya isu-isu strategis yang diusung mahasiswa Tangerang dapat berdampak pada kepentingan publik. Termasuk soal melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar.
"Belum lagi isu lonjakan utang luar negeri. Ini menunjukan gejala sterilisasi gerakan mahasiswa abai dari kepentingan akar sosialnya," jelas Reza.
Sebagai kaum terpelajar, mahasiswa selalu memiliki peranan strategis dalam sistem politik dan senantiasa diincar oleh rezim yang berkuasa untuk dikendalikan. Selain itu mahasiswa saat ini tumpul nalar kritisnya akibat kelemahan basis teoritik untuk memahami kompleksitas masalah.
"Sehingga mereka terjebak pada isu domestik 'student needs', atau karena mahasiswa telah terkooptasi oleh rezim kekuasaan," pungkasnya. (**)
Baca : Dinilai Gagal, Ribuan Mahasiswa Riau Tuntut Jokowi Mundur
sumber: teropongsenayan