Waspada Pengkhianatan Syiah
KEPRIUPDATE.COM - Semua sebab kejatuhan daulah islam ada di tubuh kita hari ini. Itulah mengapa kita jatuh. Tapi poin yang kedua adalah semua sebab kebangkitan perlahan mulai terlihat pada kita hari ini.
Suasana perbincangan masyarakat muslim hari ini, kembali bergeloranya Al-Quran disuarakan di masyarakat. Hal ini tidak terlihat 30 tahun lalu di negeri ini, bahkan 20 tahun lalu belum semarak hari ini.
Ini menjadi koreksi buat kita nanti, sebenarnya seperti apa posisi kita hari ini dengan rencana kebangkitan yang memang sudah disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW semasa hidup beliau.
Para ulama dan sejarawan sudah banyak menulis tentang buku-buku sebab kejatuhan islam. Dr Abdul Halim Huwais misalnya menulis tentang mengapa negeri-negeri khilafah itu jatuh, bahkan dalam salah satu tulisannya beliau mengkaji 30 daulah islam yang sudah jatuh serta sebabnya dan selalu ada benang merahnya.
Selalu ada kesamaan antara satu negara dengan negara lainnya. Bagaimana dulu islam yang sempat jatuh kemudian naik lagi, nah kenaikan itulah yang sebenarnya harus dipelajari karena posisi kita saat ini berada. Di antara sebab kejatuhan ialah tentang rusaknya akidah, bermunculannya aliran sesat.
Bacalah kejatuhan Baghdad, sebagai pusat ibu kota dunia, pusat dunia nomor satu, pusat peradaban dunia kala itu. Sangat tidak masuk akal, kalau anda lihat di peta mana mungkin pasukan Tatar Mongol dapat leluasa masuk ke Baghdad yang melewati negeri-negeri islam di sekitarnya. Hanya dalam waktu 40 hari peperangan besar, 1 juta muslim di Baghdad mati.
Saat itu yang dihancurkan bukan hanya kotanya, tetapi pusat peradaban Baghdad yaitu buku-buku turut dihancurkan dengan menjadikan buku di sungai sebagai jembatan yang bisa dilewati kuda perang Mongol. Padahal buku tersebut adalah gudangnya ilmu peradaban muslim saat itu.
Poin terpenting dalam kejatuhan Baghdad adalah keberadaan Perdana Menteri Daulah Abbasia yang bernama Muayaduddin Ibnul Al Qomi, ia adalah penganut Syiah. Maka ini jadi pelajaran berharga bagi kita dan bukan sebagai kebetulan ketika Syiah hari ini dibicarakan di negeri-negeri Sunni termasuk Indonesia dan bahkan mulai menyebarkan konsepnya kemudian kita harus berhadapan dengan mereka. Bayangkan kalau mereka sudah berada di posisi itu, yang terjadi pasti seperti Baghdad.
Muayaduddin Ibnul Al Qomi itulah yang merencanakan dengan sangat matang, sampai Mongol masuk dan semua Baghdad habis luluh lantak. Tapi perdana menteri penganut Syiah itu justru mulia. Mulia di hadapan Mongol. Makanya dia tetap diangkat menjadi bagian dari kepemimpinan Mongol.
Kalau anda mau tau penghianatan pasti modelnya seperti itu. Saat dia bersama kita mulia, tapi ketika bersama musuh dia juga tetap mulia. Nah inilah penghianat sejati. Dan Muayaduddin Ibnul Al Qomi itu adalah penganut Syiah. Maka waspadalah terhadap Syiah.
Kalau kita baca sejarahnya Turki Ustmani yang berkuasa 5-6 abad, dan itu adalah kekhilafaan terakhir kaum muslim di muka bumi. Hari ini kita kehilangan induk. Turki Ustmani jatuh pun dicatat oleh para ulama.
Salah satu penyebabnya adalah ketika pemahanan sesat sufi, membuat muslimin tidak lagi mau berjihad. Karena yang terjadi ketika itu di kalangan pemimpin hingga masyarakat Turki akan selalu membicarakan tentang sudahlah urusi pensucian jiwa saja, zikirlah, melawan hawa nafsu adalah jihad terbesar dan seterusnya, selalu itu yang jadi pembahasan.
Bahwa tazkiatunnas (pensucian jiwa) itu tidak salah karena memang bagian penting dari islam. Tetapi ketika itu harus dibenturkan dengan jihad fisabilillah efeknya adalah Turki Utsmani jatuh.
Sebab kejatuhan islam lainnya adalah bermunculannya kelompok-kelompok khawarij. Itu melelahkan daulah islam. Di era Khulafaur Rasyidin (4 sahabat nabi), para khawarij ini mudah mengkafirkan orang, menghalalkan darah siapa saja dan Nabi sudah menyampaikan kesesatan mereka.
Kalau dari penampilan, para khawariji terlihat sangat ahli ibadah. Bahkan Nabi sudah menyampaikan kalian akan merasa rendah, merasa jatuh jika membandingkan salat dan puasa mereka.
Kemudian kejatuhan Andalusia (Spanyol) diakibatkan para ulama yang menggadaikan ilmu agamanya. Ulama tersebut adalah Al Baqini yang kerap memberikan dukungan-dukungan berupa fatwa sehingga terus menggerogoti khilafah islam Andalusia.
Dengan cara menahan lisan adalah upaya kita bangkit. Tahan lisan kecuali dari amar ma'ruf nahi mungkar. Tetapi banyak penuntut ilmu ketika itu di Andalusia yang tidak bisa menahan lisannya, tetapi justru mereka menahan diri dari amar ma'ruf nahi munkar. Hingga Andalusia jatuh.
Dan kejatuhan islam berkutnya akibat jihad telah digantikan dengan hiburan. Di era khilafah Baghdad yang luluh lantak oleh Mongol, seorang penari bernama Arofah dipanah saat sedang menari di hadapan raja. Ternyata di panah tersebut pasukan mongol menuliskan surat untuk raja Baghdad yang bunyinya "jika Allah ingin menjatuhkan ketentuannya (lihat kafir bicara islam) Dia menjatuhkan akal dari orang-orang yang berakal".
Namun apa yang terjadi, bukannya raja mengumumkan untuk berjihad, malah saat itu sang raja memerintahkan agar pasukannya menambah penghalang agar tidak terjadi penyerangan lain dan meneruskan menyaksikan hiburan-hiburan tari-tarian dari penari lainnya. Lihat, bukannya balas menyerang untuk berjihad, justru malah bersembunyi. Dan itulah jika perdana menterinya Syiah.
Terakhir, peradaban islam yang naik turun itu ditutup dengan peradaban Yahudi. Di mana daulah islam Turki Ustmani ditutup oleh Mustafa Kamal, Yahudi Donama dan hingga sekarang peradaban Yahudi mencengkram dunia ke seluruh pelosok negeri. (wan)
dinukil dari ceramah Ustad Budi Ashari Lc