[caption id="attachment_5429" align="alignleft" width="290"]
BATAM - Dinding panjat buatan di Lapangan Engku Putri raib tak tau dimana rimbanya. Padahal sarana olah raga ini dibangun menggunakan dana APBD senilai Rp1,3 miliar.
Dinding panjat setinggi 18 meter dengan dua lintasan yaitu speed dan over hang serta beberapa dinding pendek untuk latihan borderan diketahui dibongkar menjelang MTQ Nasional yang diadakan di Lapangan Engku Putri Batam 2014 lalu.
Diketahui pembongkaran saat itu berdasarkan instruksi dari Dinas Tata Kota Batam. Celakanya proses pembongkaran dilakukan dengan ceroboh alias tanpa standar dan ketentuan berlaku dalam dunia olahraga panjat tebing, akibatnya papan tersebut rusak.
Namun pihak yang melakukan pembongkaran saat itu sama sekali tidak memegang surat perintah perintah kerja (SPK) dari Dinas Tata Kota. Jika mengikuti standar untuk pembongkaran dinding panjat, maka pertama yang harus dilakukan adalah mencopot dinding terlebih dahulu sebelum kemudian melepas badan dinding satu persatu.
Tetapi yang dilakukan pihak pembongkaran sendri saat itu justru menarik paksa dinding tersebut dengan crane, sehingga dinding yang terbuat dari fiber pecah dan rusak. Padahal, tidak semua wall menggunakan dinding fiber karena dianggap mahal. Di beberapa daerah dinding panjat masih banyak yang menggunakan papan triplek.
Mengetahui papan bernilai miliaran itu rusak, saat ini bangkainya disembunyikan tak tahu di mana rimbanya. Seorang ibu di Dinas Tata Kota sembari menutup badge namanya mengatakan, bahwa bangkai wall tersebut berada di stadion Tumenggung Abdul Jamal Mukakuning. Ketika dilacak, jangankan potongan besi, sebutir baut bekas pun tidak ada.
Salah seorang anggota dewan mengatakan bahwa barang tersebut disimpan di Gudang PU. Ketika ditanya dimana Gudang PU tersebut, dirinya sendiri juga tidak tahu sama sekali.
Salah seorang staff Dinas Tata Kota berinisial Ir, yang menurut informasi mengetahui persis keberadaan wall tersebut karena saat itu kabarnya dirinya merupakan penanggung jawab pemindahan, saat dikonfirmasi beritabatam.com (AMOK Group) bahwa dirinya tidak berwenang memberikan informasi.
"Mohon ditanya langsung sama Kepala Dinas saja mas, saya tidak berwenang memberikan informasi,“ demikian Ir menjawab melalui sambungan selulernya.
Salah satu wall yang seharusnya menjadi kebanggaan kota Batam, dengan ukuran yang spektakuler dan tergolong wall termahal di Indonesia, justru tidak diketahui keberadaannya sama sekali.
Parahnya kabar terakhir menyebutkan untuk mendirikan kembali wall ini, Pemko Batam telah menganggarkan dana senilai Rp900 juta. Artinya hanya kurang Rp400 juta lagi untuk bikin wall baru. (red/amok)