[caption id="attachment_4876" align="alignleft" width="290"] ilustrasi[/caption]
BATAM - Sudah hampir empat bulan Kota Batam kering kerontang. Tanah mengebulkan debu, pepohonan meranggas, DAM air bersih mengering, warga kegerahan siang malam. Kemarau panjang kali ini benar-benar telah menyiksa.
Tak dapat ditampik kondisi ini akibat ulah nakal manusia. Hutan ditebangi, maksiat merajalela di seantero penjuru kota. Lihat saja tempat prostitusi berkedok panti pijat dapat dengan mudah kita temui mulai Nagoya hingga pelosok Batuaji.
Tidak hanya itu di komplek perumahan juga banyak terjadi maksiat. Salah satu contohnya dilakukan pemuda berinisial AR (21). Ia kepergok menyelundupkan teman kencannya ke kamar kos di bilangan Perum MKGR Blok Sugandi D, Kamis (19/3/2015) sekira pukul 22.30 WIB. Diduga pasangan ini akan berbuat asusila.
Warga yang melihat pemuda itu lalu melapor ke perangkat RT/RW. Benar saja saat digerebek, mereka sedang berduaan. Nyaris saja kedua pasangan mesum ini diarak massa. Beruntung perangkat RT/RW dan sekuriti komplek menenangkan amarah masyarakat.
"Kami cuma nonton tv saja kok, gak ngapa-ngapain," kilah AR di hadapan Ketua RW 07 Sajaruddin dan warga.
Meski warga tak memergokinya sedang bersetubuh, tapi masyarakat tak ingin kecolongan lagi. Pelaku dipaksa membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatan maksiatnya itu. Jika hal tersebut dilanggar maka akan dilaporkan ke polisi.
"Kamu tau tidak akibat perbuatan kalian ini, makanya hujan tak pernah turun lagi di Batam. Allah murka, apalagi banyak tempat maksiat di Batam sekarang. Tobat lah kamu sebelum terlambat," ujar Wawan Ketua RT 07 menasehati pelaku.
"Iya pak saya tobat tak mau ulangi lagi," jawab pelaku.
Belajar dari fatwa guru dan ulama besar Kepri, KH Tengku Azhari Abbas (Alm). Bila ingin hujan segera turun, jauhi dan perangilah maksiat, perbanyak istighafar mohon ampunan pada Allah SWT. Dialah Tuhan pencipta hujan pemberi berkah. (wawan)