Komitmen Jokowi Berantas Korupsi Dipertanyakan
[caption id="attachment_3328" align="alignright" width="290"] Plt. Sekjen PDI-Perjuangan, Hasto Krisyanto. Foto: liputan6.com[/caption]
JAKARTA - Pascapenetapan tersangka kepada jagoannya Komjen Budi Gunawan sebagai calon kapolri, PDI-Perjuangan (PDIP) menuding Ketua KPK Abraham Samad punya dendam dengan presiden.
Pelaksana tugas (Plt) Sekjen PDIP, Hasto Krisyanto menyebut penetapan itu bermotif dendam politik. "Kita melihat dari amatan orang politik nampak suatu dendam politik, nampak seolah sebuah kemarahan," kata Hasto di rumah Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Kamis (15/1).
Lebih lanjut, Hasto mengatakan ada beberapa pihak yang menduga apa yang dilakukan KPK saat ini berkaitan dengan proses pemilihan menteri di pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) saat itu. Saat itu santer Jokowi akan meminang Abraham sebagai wapres. Namun di saat-saat akhir, Jokowi memilih Jusuf Kalla
Sementara itu Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Adnan Pandu Praja mengingatkan konsekuensi bakal ditanggung Presiden Joko Widodo, bila dia ngotot melantik Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan menjadi Kapolri. Sebab menurut dia, bila Komjen Budi yang juga menjadi tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi tetap dilantik menjadi Kapolri, maka bakal mengkhianati amanat rakyat.
"Iya. Tadi kan jelas sekali, bahwa dia (Jokowi) mengkhianati kepercayaan," kata Adnan kepada awak media di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (15/1).
Namun sayang, Komisi III DPR hari ini justru menyatakan Komjen Budi layak menjadi Kapolri setelah lulus uji kelayakan dan kepatutan kemarin. Atas dasar itu, Adnan hanya bisa mengingatkan kembali komitmen antikorupsi sudah disepakati Presiden Jokowi.
"Kalau baca komitmen, mengenai antiKKN, lima tahun ke depan dia (Jokowi) akan mengkhianati komitmen itu. Jadi komitmen antikorupsinya diragukan," ujar Adnan. (redaksi)
sumber: merdeka.com