[caption id="attachment_2639" align="alignleft" width="300"]
KEPRIUPDATE.COM - Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah berkata, “Aku pernah menghadap Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai orang ke sepuluh yang datang, lalu salah seorang dari kaum Anshor berdiri seraya berkata;
“Wahai Nabi Alloh, siapakah manusia yang paling cerdik dan paling tegas?” Beliau menjawab, “(adalah) Mereka yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya. Mereka itulah manusia-manusia cerdas; mereka pergi (mati) dengan harga diri dunia dan kemuliaan akhirat.” (HR: Ath-Thabrani, dishahihkan al-Mundziri)
“Sesungguhnya kematian adalah haq, pasti terjadi, tidak dapat disangkal lagi. Allah Subhanahu wata’ala berfirman, artinya, “Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya.” (QS: Qaaf: 19)
Adapun manfaat mengingat dari kematian di antaranya :
- Mendorong diri untuk bersiap-siap menghadapi kematian sebelum datangnya.
- Memperpendek angan-angan untuk berlama-lama tinggal di dunia yang fana ini, karena panjang angan-angan merupakan sebab paling besar lahirnya kelalaian.
- Menjauhkan diri dari cinta dunia dan rela dengan yang sedikit.
- Menyugesti keinginan pada akhirat dan mengajak untuk berbuat ta’at.
- Meringankan seorang hamba dalam menghadapi cobaan dunia.
- Mencegah kerakusan dan ketamak-an terhadap kenikmatan duniawi.
- Mendorong untuk bertaubat dan mengevaluasi kesalahan masa lalu.
- Melunakkan hati, membuat mata menangis, memotivasi keinginan mempelajari agama dan mengusir keinginan hawa nafsu.
- Mengajak bersikap rendah hati (tawadhu’), tidak sombong, dan berlaku zhalim.
- Mendorong sikap toleransi, me-ma’afkan teman dan menerima alasan orang lain.
(sumber: buletin berjudul Kafaa bilmauti Waa’izha, Dep. Ilmiah Darul Wathan, myqalbu.wordpress.com)