EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

Penggunaan Dana ADD Tak Transparan

LINGGA - Warga dan sejumlah tokoh masyarakat di Desa Tinjul, Kecamatan Singkep Barat mencurigai penggunaan dana ADD desa yang tidak transparan, beberapa pekerjaan pembangunan di daerah tersebut di duga menjadi ajang mencari untung aparat Desa.

"Kami melihat adanya oknum Badan Pepmusyawaratan Desa bermain proyek desa.Bukan itu saja, mereka( aparat desa) sampai Kepala desa di duga melakukan manipulasi data dan harga dalam laporan dana ADD desa tahun ini," kata Abdulah tokoh pemuda Tinjul kepada kepriupdate.com, Sabtu (24/9/2014).

Contoh permainan yang dimaksud seperti harga paku campuran Rp 20 ribu per kilogram menjadi Rp 40 ribu per kilo. Pemasangan tongkat pos kamling seharusnya 15 batang tapi yang digunakan hanya sembilan batang. Upah pekerjaan tukang sebesar Rp 650 ribu dibayarakan Rp 400 ribu. "Dan banyak lainnya," katanya.

Data itu ditemukan dalam laporan pertanggungjawaban penggunaan dana ADD Desa, yang ditandatangani oleh kepala desa. Selain itu ada pembangunan pos kamling, pekerjaan derainase sepanjang 313 meter. Ada juga pembuatan sarana air wudhu senilai Rp 30 juta.

"Ini benar-benar tidak masuk akal. kita melihat ada manipulasi harga dalam laporan tersebut," kata ketua RW 01 Tinjul, Jailani, Minggu (26/9/2014).

Dalam laporan penggunaan anggaran ADD tahun 2014 dengan dana lebih dari Rp 400 juta untuk Desa Tinjul, tokoh masyarakat daerah tersebut juga menilai banyak kejanggalan.

"Kalau saya pelajari hampir semua item pekerjaan di manipulasi dari harga atau biaya sebenarnya.kami tak mau terlibat dengan hal tersebut. Rencana dalam Minggu ini kami akan laporkan hal tersebut kepihak kepolisian dan juga ke Bupati Lingga," kata Pak Mok, tokoh masyarakat Tinjul. (jfr)