*
TANJUNGPINANG- Ribuan ikan Kerapu lepas di Perairan Tanjung Lanjut, Senggarang, Minggu (6/10), sekitar pukul 11.00. Lepasnya ikan dengan harga jutaan ini, akibat ditabrak Tug Boat Stelan Miris 02 yang sedang manrik tongkang Bahtera Bahagia.
Menurut seorang saksi A Kim, Tug Boat Stelan Miris 02 yang sedang menarik tongkang Bahtera Bahagia itu awalnya diketahui kandas di depan keramba warga saat akan menuju ke luar sungai, pada pagi hari. Namun, tug boat dipaksa berjalan sehinggan mengeruhkan air sekitar. "Mereka saya tegur agar tidak memaksa tug boatnya berjalan. Pasalnya, air menjadi keruh dan mengenai ikan kerapu di dalam keramba," kata A Kim. Dia mengatakan kapten TB tersebut langsung mematikan mesin.
Saat siang hari air mulai pasnag dan kapal mulai bergerak, dan TB tertarik angin cukup kencang, dan TB Stelan Miris 02 tertarik terseret ke pinggir dan mengenai keramba warga. Begitu juga pada bagian tongkang, dua keramba warga lainnya juga dijepit hingga pecah. Kapten kapal berusaha menggeser tug boat kembali ke tengah. "Tiang penyangga kerambas rusak. Dua keramba milik dua peternak ikan kerapu lainnya rusak parah," sebut A Kim.
Menurut A Kim TB tersebut bergerak dari tumpukan batu bauksit yang tak jauh dari lokasi. Tumpukan bauksit itu diketahui milik PT Alam Indah Purnama Panjang. "Kemarin, perwakilan dari PT AIPP sudah datang ke sini menanyakan kerugian yang kami alami. Sampai sekarang belum ada ganti rugi dari pihak perusahaan," kata A Kim lagi. Dia mengatakan hal yang sama juga pernah terjadi. Akan tetapi, pihak PT AIPP tak ada itikad baik sampai kejadian yang kedua. Apalagi, pihak PT AIPP pernah membuat perjanjian dalam sebuah surat untuk mengganti rugi keramba yang rusak.
Sementara itu, menurut salah seorang pemilik keramba lainnya, Andri Wanda, warga RT 01 RW 04, salah satu keramba ikannya pecah akibat terkena tongkang bauksit yang ditarik tug boat tersebut. Dalam satu keramba terdapat 350 ekor ikan kerapu macan. Saat ini hanya tersisa 25 ikan kerapu. Satu kilogram ikan kerapu dihargai 20 Dolar Singapura. "Ikan kerapu ini merupakan ikan mahal. Kami biasanya mengekspor ke Hongkong. Saat Imlek, harganya lebih mahal lagi," jelasnya.
Dia mengatakan kerugian akibat kejadian ini ditaksir sekitar Rp181.461.400. Belum lagi kerugian untuk perbaikan keramba sekitar Rp35 juta. "Saya sudah sampaikan kejadian ini ke Dinas KP2KE," ujar Andri. (Dimas Wijaya)