TANJUNGPINANG-
Menurut Yl kepada wartawan, kejadian tersebut berawal ketika ia dan BB menjalin kesepakatan bisnis untuk membuka kafe di komplek hiburan malam Bintan Plaza. "Pak BB yang sewa tempat, dan saya yang mengadakan semua minuman di kafe tersebut," kata Yl. Dia mengatakan bisnis tersebut lancar-lancar saja, hingga beberapa hari lalu, pihak distributor minuman, menaikan salah satu harga barang. Hal itu membuat BB tidak terima, sehingga terjadi perang mulut dengan Yl, sebagai penggadaan minuman.
Puncaknya, Senin (30/9) lalu. Waktu itu BB meminta pada Yl untuk tidak langsung pulang setelah cafe tutup, lantaran ia hendak menyelesaikan permasalahan tersebut, dan Yl pun menyanggupinya. Sekitar pukul 03.00 WIB, BB hendak mengantarkan Yl pulang, sambil mencari jalan keluar persoalan mereka, dan Yl membonceng dengan BB.
Namun di tengah perjalanan, tepatnya di Simpang Perla, BB mengarahkan sepeda motornya ke arah berlawanan dengan rumah Yl. "Saya tinggal di Batu 7, seharusnya kami lewat batu lima bawah, tapi ia mengarahkan sepeda motornya ke arah simpang Dokabu," ujarnya. Saat itu Yl meminta BB berbalik arah dan BB tidak menghiraukannya, malah menyodorkan siku tanganya ke tubuh Yl agar Yl diam.
Namun siku yang bertujuan untuk menyuruh diam itu berakibat fatal, Yl jatuh dari sepeda motor tersebut. "Setelah jatuh saya tidak tahu lagi apa yang terjadi, karena saya pingsan," terangnya. Saat siuman Yl sudah berada di tangga sebuah rumah warga yang berjarak 100 meter dari lokasi kejadian. Yl kemudian dibawa ke rumah sakit oleh orang lain.
Saat dirumah sakit, Ap calon suami Yl datang dan terjadi perang mulut dengan BB. "Bahkan dia sempat mengatakan kalau dia akan menikah siri dengan Yani, dan ia juga bilang, kalau Yani juga mau dengan pernikahan itu," ungkap Ap kepada wartawan. Padahal BB yang merupakan PNS tersebut sudah memiliki istri dan tiga orang anak. Karena tidak ada itikad baik dari BB, akhirnya Ap dan Yl mendatangi kantor polisi. (Dimas Wijaya)