BATAM - Pencurian solar subsidi dengan cara membeli dengan porsi besar lalu dijual kembali ke gudang penampungan ilegal terus berlanjut di Batam. Meskipun sudah berulang kali ditangkap aparat, namun aksi mereka sepertinya tidak bisa dibendung.
Kemarin SPBU Kapital Raya di Batam Kota terbukti ketangkap tangan menjual solar kepada pelansir solar. SPBU milik Majesty Group inipun kini disegel oleh Pertamina. Penyegelan itu dilakukan setelah tim gabungan dari Dinas Perindustrian dan ESDM Kota Batam menangkap tangan petugas SPBU Kapital Raya yang sedang mengisi solar ke mobil mafia solar di Batam.
Jika dibiarkan Batam diperkirakan kembali akan mengalami kelangkaan BBM terutama jenis solar. Di wilayah Nongsa saja misalnya, di wilayah dekat dengan Markas Polda Kepri ini saja sedikitnya ada dua gudang solar penampung dari bisnis kencing solar itu. Gudang solar pertama berada di dekat jalan ke arah Kampung Jabi. Lalu gudang kedua ada di tepi laut tak jauh dari restoran sari laut terkenal di wilayah Kampung Melayu Nongsa.
Penimbun solar yang gencar dilakukan ini bukan berarti tidak diketahui aparat polisi. Disinyalir oknum polisi sudah bermain dalam maraknya bisnis solar subsidi itu. Beberapa SPBU juga turut bermain di bisnis menggiurkan ini. Bayangkan keuntungan yang bisa diraih oleh pemain solar kencing ini satu tonnya bisa menembus Rp 1.500.000.
Padahal aksi mereka bisa dilakukan secara berulang-ulang dalam satu hari. "Tergantung situasi bang, kalau aman kita bisa 5 trip angkut. Tapi kalau solar kosong di SPBU terpaksa nunggu dan seadanya saja," kata PL salah seorang supir pelangsir solar, Sabtu (5/10/2013)
Mobil-mobil pelansir solar itu kini marak lagi bisa dengan mudah dijumpai. Pasalnya, hampir setiap hari para pencoleng solar beraksi di SPBU yang sudah bekerjasama. Pihak SPBU juga tak mau rugi dengan memodifikasi meteran SPBU agar solar yang dikeluarkan berkurang.
"Shortnya bisa 90 sampai 120 liter untuk satu tonnya," ungkap PL.
Para pemain solar subsidi di darat ini masih tetap sama menggunakan modus kerjanya. Yakni dengan memodifikasi tanki solar mobil. Dari tanki solar dialiri selang penyedot ke tanki modifikasi yang diletakkan di bagian bagasi. Sopir tinggal pencet tombol penghisapnya.
Nah di sinilah aksi itu sebetulnya terjadi. Seolah-olah petugas SPBU mengisi solar seperti normal, padahal tidak demikian. Solar yang ada justru dialirkan ke tangki yang ada di bagasi atau di box belakang bila mobil yang digunakan jenis box.
Dengan tanki besar tersebut tentunya kawanan ini bisa menampung solar subsidi dalam jumlah lebih banyak. Jika kondisi sepi seperti malam hari, pelansir bisa membeli 2-4 ton sekali isi. (boy)