TANJUNGPINANG-
berdampak positif terhadap Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pusat di
Tanjungpinang. Saat ini imigran yang ada di Rudenim Tanjungpinang berkurang
drastis dari tahun sebelumnya menjadi 336 orang, 86 diantaranya sudah
berstatus pengungsi atau refugee. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Rudenin,
Surya Pranata kepada sejumlah wartawan, Rabu (11/9).
"Dengan dibangunnya rumah detensi di daerah lain, para imigran gelap ini
bisa dipindahkan. Sehingga tidak menumpuk dalam satu detensi seperti tahun
sebelumnya," ujarnya. Dia mengatakan situasi di Rudenim Pusat menjadi lebih
kondusif. Pendekatan lain juga dilakukan agar tidak terjadi aksi mogok makan
atau aksi-aksi melarikan diri.
Imigran yang saat ini berada di Rudenim terdiri dari Afganistan 98 orang,
Myanmar 80 orang, Srilanka 54 orang, Pakistan 27 orang, Palestina 1 orang,
Malaysia 1 orang, Thailand 1 orang, Vietnam 41, Bangladesh 8 orang, Nepal 2
orang, Irak 2 orang, Iran 7 orang, Sudan 10 orang, dan Somalia 6 orang.
Imigran yang dipulangkan ke negaranya yakni imigran asal Bangladesh.
Awalnya, pengungsi ini tercatat sebagai pengungsi Rohingya. Namun pengungsi
ini mengaku berasal dari Bangladesh, bukan pengungi Rohingya.
Berdasarkan data dari kedutaan Bangladesh, pengungsi ini benar warga
negaranya. Data identitas dan identitas keluarga dicocokkan dengan pengungsi
tersebut. Sehingga, imigran gelap asal Bangladesh yang dipulangkan pada
Agustus lalu sebanyak 28 orang. Sisanya berjumlah 12 orang yang terdiri dari
8 orang dewasa dan 4 orang berumur di bawah 17 tahun. "Mereka akan
dikembalikan ke negaranya karena tidak ada alasan untuk mencari suaka ke
negara lain. Pasalnya, negara Bangladesh masih aman," kata Surya. (ogas
Jambak)