EKONOMI

NASIONAL

POLITIK

Diduga Kebebasanya Dikekang, Dua Baby Sister Loncat dari Lantai III

TANJUNGPINANG- Merasa kemerdekaan mereka terkunkung, dua wanita pembantu rumah tangga lompat dari lantai , sebuah ruko di Jalan Temiang, Tanjungpinang, Selasa (24/9) dini hari, Pasalnya mereka diduga disekap dan tidak diperbolehkan keluar dari ruko oleh majikan mereka. Sementara itu pihak kepolisian mengaku tidak mendapat laporan tersebut padahal hampir seluruh warga di sekitar lokasi kejadian, mengatakan bahwa kasus tersebut ditangani pihak Polsek Tanjungpinang Kota.

Menurut beberapa warga di sekitar jalan Temiang, Tanjungpinang Kota, kejadian tersebut berawal ketika seorang karyawan sebuah toko elektronik di Jalan Temiang, membuka pintu ruko dan gudang, Selasa (24/9) sekitar pukul 08.00 WIB. Ketika ia membuka pintu gudang, yang berada di lantai dua, ia kaget lantaran melihat dua wanita yang wajahnya dipenuhi dengan darah duduk di pojok gudang. "Hantu..," teriak karyawan tersebut sambil berlari turun ke lantai satu.

Pemilik toko yang tidak percaya dengan hantu di siang hari, langsung berlari ke lantai dua dan membuka pintu gudang. "Ternyata memang ada dua wanita yang berlumuran darah wajahnya di dalam gudang itu, tapi mereka manusia biasa," ujar seorang warga yang enggan namanya dikorankan.

Setelah ditanya, ternyata kedua wanita itu merupakan pembantu rumah tangga dari toko elektronik sebelah. Mereka mengaku bekerja di Toko Kolombo, di Jalan Temiang Nomor 26, Tanjungpinang Kota. "Dua wanita itu mengaku kabur dari toko sebelah, karena tidak diperbolehkan keluar rumah dan tidak boleh pulang ke kampung halamannya, padahal salah satu suami dari dua wanita itu sakit," paparnya.

Usai mendapat cerita itu, pemilik gudang menolong kedua wanita itu dan mengantarkannya ke kantor polisi. Selain menceritakan hal itu, kedua wanita itu juga mengaku turun dari lantai tiga tempat kerjanya, dengan menggunakan kabel antena yang menempel di tembok luar. "Jadi kabel itu tidak kuat menahan berat tubuh, hingga mereka pun terjatuh dan menyebabkan atap gudang pecah, sehingga tubuh mereka jatuh di atas kardus di dalam gudang itu," tuturnya.

Ia juga mengatakan, warga sekitar lokasi, memang mendengar suara gaduh malam hari saat kejadian itu. Awalnya mereka mengira ada maling, tapi setelah dicari, warga tidak menemukan seorang pun di lokasi itu. "Suaranya keras ketika mereka jatuh, jadi kami kira ada maling, tapi setelah dicari, tidak ketemu," katanya.

Sementara itu pemilik Toko Kolombo, majikan kedua wanita itu, saat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut. "Iya, tapi masalahnya sudah selesai, dan sekarang mereka masih kerja jaga anak, seperti biasa," ungkap wanita yang enggan namanya dikorankan tersebut. Ia menjelaskan, kedua wanita itu sebenarnya tidak disekap, mereka baru satu minggu bekerja sebagai baby sister. Sebelum bekerja, pemilik toko Kolombo sudah memperingatkan, jika mereka tidak betah, lebih baik tidak usah berangkat ke Tanjungpinang. "Mereka bilang akan betah, tapi baru seminggu bekerja mereka sudah ingin pulang," jelasnya.

Kedua baby sister asal Jawa Barat tersebut, awalnya mengaku pada majikannya, suaminya sakit dan meminta ijin untuk pulang ke kampung halamannya. "Saya bukan melarang, tapi saya sudah bilang tunggu saya dapat pengganti mereka," keluhnya. Terkait hal itu, ia juga mengaku bahwa kasus tersebut sempat ditangani pihak Polsek Tanjungpinang Kota, akan tetapi setelah diketahui duduk permasalahannya, polisi pun menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan. "Iya memang sampai ke polisi, tapi sudah selesai," terangnya.

Sementara itu Kapolres Tanjungpinang, AKBP Patar Gunawan, melalui Kapolsek Tanjungpinang Kota, AKP Wahyu. saat dikonfirmasi terkait kejadian tersebut membantah adanya kejadian itu. "Belum ada info broo.., kita tidak tangani kasus itu," ujarnya melalui SMS. Diduga kasus tersebut sengaja disembunyikan pihak kepolisian, lantaran keterangan dari pemilik toko Kolombo dan warga sekitar, bertentangan dengan pengakuan Kapolsek Tanjungpinang Kota, bertolak belakang. Bahkan beberapa keterangan warga dengan pemilik toko juga tidak sama. (Dimas)